“TARI
tangan seribu,” begitulah Ibu Tien Soharto menyebut tari saman yang
menjadi tarian favorit dalam Festival Pekan Kebudayaan Aceh di Banda
Aceh tahun 1972. Sejak saat itu, tari saman mulai dikenal luas dan
banyak diundang dalam berbagai pementasan. Pun pada pembukaan Taman
Mini Indonesia Indah (TMII) tahun 1974, tari saman tampil memesona.
Awalnya, tari saman berasal dari Gayo Lues, Aceh. Bernama saman, konon
tarian ini diciptakan seorang ulama besar bernama Syekh Saman, sekira
abad 14 Masehi. Mulanya, tari saman hanya ditampilkan dalam acara-acara
keagamaan di Aceh, seperti saat memperingati Maulid Nabi Muhammad,
sekaligus bagian dari media dakwah yang berbalut seni.
Saman dulu sering ditampilkan di kolong-kolong meunasah atau surau jika
di Jawa. Seiring zaman, tarian ini terus berkembang luas. Kini tari
saman kerap tampil di sejumlah kegiatan, baik tingkat nasional maupun
international. Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan
santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
Pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda dengan mengenakan
pakaian adat. Tari saman biasanya tidak memakai iringan alat musik,
melainkan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka
yang dikombinasikan dengan memukul dada, pangkal paha sebagai
sinkronisasi, dan menghempaskan badan ke berbagai arah.
Keseragaman formasi dan ketepatan waktu merupakan satu keharusan dalam
menampilkan tarian ini. Oleh karena itu, para penari dituntut untuk
memiliki konsentrasi tinggi dan latihan serius agar dapat tampil dengan
sempurna. Karena kedinamisan geraknya, tarian ini banyak dibawakan
oleh kaum pria.
Perkembangan sekarang sudah banyak dibawakan oleh penari wanita maupun
campuran antara penari pria dan penari wanita. Saman ditarikan kurang
lebih 10 orang, dengan rincian delapan penari dan dua orang sebagai
pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Sekarang, tari saman tengah naik daun
dan memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Buktinya, pertunjukan
tari saman banyak dijumpai. Sering tampil di layar kaca, dari
pesta-pesta hingga acara kenegaraan di dalam maupun luar negeri. Apa
kekuatan dari tari saman?
("KLIK HERE")
Nah, keunikkan akan keindonesian dan keindahan dari tarian ini adalah
daya tarik dan kekuatannya. Jujur saja, saya saat pertama kali
menyaksikan langsung pementasan tari saman dibuat takjub dan kagum.
Tarian yang satu ini mampu menyedot perhatian siapa saja yang
melihatnya.
Kala itu, tari saman didaulat menjadi pembuka acara diskusi di SMA Lab
School Cinere yang juga mendatangkan pakar pendidikan Arief Rahman.
Suatu pertunjukkan yang sangat memikat dari murid-murid SMA Lab School
Cinere. Mereka tak hanya cantik-cantik, tapi yang lebih memukau adalah
apa yang mereka hadirkan. Mereka menyuguhkan tari saman dengan, kompak,
dan penuh harmoni antara gerak, nyanyian, dan pakaian yang dikenakan.
Satu pemandangan yang sempurna dan indah.
Mereka ini anak-anak kota. Tapi begitu piawai menampilkan tari saman,
padahal bukan orang Aceh. Riuh tepuk tangandari hadirin pun membahana
di aula yang cukup besar, tempat pertunjukkan berlangsung. “Ya, kami
rutin latihan aja kan ada ekskulnya di sekolah,” celetuk salah satu
personel tim tari saman SMA Lab School Cinere usai manggung saat saya
mengajakknya berbincang singkat.
Usut-punya usut, SMA binaan Universitas Negeri Jakarta itu memiliki
segudang prestasi, antara lain juara tiga Festival Tari Saman
se-Jabodetabek di Universitas Paramadina, juara satu dan juara umum
Elastic yang diadakan oleh Al Azhar BSD. Dengan prestasi itu, tim tari
saman SMA Lab School Cinere banyak mendapat kesempatan tampil dalam
even-even penting, di antara penyambutan artis-artis tingkat dunia pada
misi kemanusiaan untuk Aceh. Para penari belia ini juga percaya diri
tampil di hadapan bintang-bintang pujaan dunia seperti Miss World dan
Jacky Chan.
Berkat pengalaman manggung inilah, tim tari saman SMA Lab School Cinere
berkesempatan unjuk kebolehan pada Festival Tari Rakyat Asia Dalam
Citra Warna Malaysia 2005. Yah, SMA Lab School Cinere hanyalah satu
sekolah yang muridnya bisa singgah ke luar negeri berkat tari saman.
Banyak sekolah lainnya di Depok yang juga mempunyai prestasi serupa,
seperti SMAN 1 Depok, Sekolah Cakra Buana, atau Lazuardi GIS. Sekolah
ini memang termasuk lembaga pendidikan bergensi di Kota Belimbing itu
yang turut mengembangkan seni dalam sistem pendidikannya.
Ternyata, bukan hanya warga Indonesia yang menyukai kebudayaan asli
Aceh ini. Pasalnya, sebuah kelompok dansa kontemporer dari Amerika yang
bergabung di ODC/Dance datang jauh-jauh ke Indonesia untuk mempelajari
tari saman. Melalui program DanceMotion USA di Indonesia, rombongan
ODC/Dance antusias mempelajari gerakan dari tari saman yang diajarkan
oleh Marzuki Hasan, maestro tari saman, dalam workshop tari tradisional
Indonesia di Institut Kesenian Jakarta, tahun lalu.
“Ini sangat indah. Benar-benar penuh semangat, dan banyak irama di
dalam tarian ini. Sangat kultural,” ujar salah satu penari ODC/Dance
Dennis Adams saat bertemu okezone, ketika itu. Tak hanya Dennis yang
merasa tertantang mengikuti tiap gerakan lincah dalam tari Saman. Yayoi
Kambara, penari asal Jepang yang hadir di kesempatan ini juga turut
berbagi pengalaman.
“Ini sangat menganggumkan. Posisi menari dalam tarian ini sangat susah,
terutama pada bagian engkel kaki dan tangan. Ini sesuatu yang kita
tidak ketahui di keseharian. Benar-benar sisi yang cantik!,” kata
wanita yang besar di Bay Area dan Surrey, Inggris.
Dengan keunikan dan pesona yang sarat nilai-nilai kultural Indonesia,
tari saman memang layak menyandang predikat sebagai warisan budaya
dunia. Kabar baiknya, organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), akan mengukuhkan tari
saman sebagai warisan budaya dunia tidak benda pada 19 November 2011
("KLIK HERE").
Kepala Badan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata dalam jumpa pers di Jakarta, menyebutkan tari
saman akan diumumkan sebagai warisan budaya dunia tidak benda oleh
UNESCO pada 19 November 2011 di Bali. Pengakuan terhadap tari saman
kian menambah karya budaya bangsa Indonesia yang diakui UNESCO termasuk
sebelumnya wayang, keris, batik, dan angklung.
Tari saman hanyalah satu dari beragam kekayaan budaya yang dimiliki
Indonesia. Tari saman tidak hanya populer di Nusantara tapi sudah
melesak ke mancanegara. Kental dengan konten keindonesiaan inilah yang
menjadi kunci tari saman bisa diterima masyarakat luas. Bahkan panyak
penikmat seni dari negara luar yang tertarik mendalami lebih dalam
tarian tersebut. Bangsa Indonesia boleh berbangga karena sebentar lagi
tari saman menjadi bagian warisan budaya dunia. Berbangga saja tidak
cukup, namun melindungi dan melestarikan maha karya budaya Nusantara
adalah pekerjaan yang tak mudah, karena butuh kemaun dan komitmen kuat.
Sejalan dengan itu, tantangan ke depan kian berat terhadap eksistensi
tari saman, yakni komersialisasi tari tradisional ini yang
dikhawatirkan akan melunturkan nilai-nilai kultural keindonesia dan
filosofi saman itu sendiri. Kita tak ingin warisan leluhur ini, sekadar
tontonan dalam sebuah pementasan tari yang menakjubkan, namun kering
dari khasanah kekayaan budaya Indonesia yang seutuhnya.
Indonesia memang kaya akan seni budaya dan kekayaan alam. Oleh sebab
itu, sudah seyogianya anugrah dari Yang Maha Kuasa tak ternilai ini
dijaga, dipelira, serta dikembangkan untuk kemajuan bangsa. Dari seni
budaya pula bisa menjadi jembatan dalam komunikasi lintas negara untuk
perdamaian dunia. Tentunya, Indonesia ikut berperan aktif dengan seni
dan budaya yang jadi identitasnya.
Terakhir dari tulisan ini mengutip dari catatan berbegai sumber, di
mana diketahui warisan dunia yang sudah ada adalah 890 situs dengan 689
berupa warisan budaya, 176 warisan alam, dan 25 campuran antara
warisan budaya dan warisan alam. Dari Indonesia, ada 11 buah di
antaranya berupa alam, tiga cagar budaya, dan empat karya budaya tak
benda.
Warisan Dunia Berupa Alam
Taman Nasional Ujung Kulon, Banten
Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur
Taman Nasional Lorentz, Papua
Hutan tropis Sumatera (Taman Nasional Gunung Leuser, Kerinci Seblat, dan Bukit Barisan).
Cagar Alam
Kompleks Candi Borobudur diakui UNESCO sejak 1991
Kompleks Candi Prambanan (1991)
Situs prasejarah Sangiran.
Karya Budaya tak Benda
Wayang (masterpiece of the oral and intangible heritage of humanity, 2003)
Keris (masterpiece of the oral and intangible heritage of humanity, 2005)
Batik (representatif list of the intangible cultural heritage of humanity, 2009)
Angklung (representative list of the intangible cultural heritage of humanity, 18 November 2010).
(ram)