AYAH MAAFKAN AKU (klik here)
INOVASIBLOGG-.Ada
saudagar kaya yang sudah tua usianya. Hartanya sangat banyak. Sementara
ia sudah tidak memiliki istri lagi. Ia kini hidup dengan seorang
putranya.
Anak lelaki satu-satunya ini memiliki
sifat yang berbeda dengan sang ayah. Ayahnya adalah orang yang sangat
gigih dalam bekerja. Sedangkan anaknya, hanya bersenang-senang saja.
Memang, saking banyaknya harta itu, tidak akan habis dimakan sampai
tujuh turunan.
Saudagar kaya ini memiliki perpustakaan
besar. Bahkan, terbesar di jamannya. Sewaktu muda, ia giat bekerja
sehingga menjadi kaya raya seperti sekarang ini. Kini, ia ingin
menikmati masa tuanya dengan tenang. Menikmati jerih payahnya sewaktu
muda.
Ada satu sifat yang tidak disukai si anak
dari diri ayahnya. Yaitu, ayahnya dinilai seorang yang pelit. Sang ayah
sangat selektif dengan permintaan anaknya. sang anak merasa jengkel
dengan sifat ayahnya ini.
Karena tidak setiap yang ia inginkan,
bisa dipenuhi oleh ayahnya. padahal, apa yang ia inginkan, pasti bisa
terjangkau dengan banyaknya harta yang dimiliki ayahnya.(KLIK HERE)
Suatu hari, sang anak datang menghadap
ayahnya. Ia berniat meminta sesuatu terhadap ayahnya. Sudah jauh-jauh ia
menyusun rencana ini. Berharap ayahnya mau mengabulkan keinginannya.
“Anakku, kau nampak murung. Apa yang kau pikirkan?” tanya sang ayah.
“Ayah, aku sangat beruntung memiliki
seorang ayah sepertimu. Nasibku tidak seperti orang kebanyakan yang
serba kekurangan. pokoknya aku bangga menjadi anakmu.” ujar sang anak.
“Syukurlah!”
“Begini ayah, kemarin ketika aku
jalan-jalan dengan mengendarai sepeda motor, aku terus diperhatikan oleh
orang-orang yang kujumpai. Aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan
tentang aku. Mungkin mereka merasa aneh, anak saudagar kaya hanya
mengendarai sepeda motor!” si anak mulai menyentil.
“Maksudmu?”
“Beberapa hari yang lalu, aku melihat
iring-iringan mobil ke arah kota. Aku berpikir, alangkah nyamannya naik
mobil. Tidak kepanasan, seperti naik sepeda motor. Maka akupun
berkeinginan untuk memiliki sebuah mobil. Apakah Ayah mau memenuhi
keinginanku?”
Sang ayah menarik nafas panjang “Anakkku,
Ayah kira dengan sepeda motor sudah cukup untukmu. Kau hanya
berkeliling di sekitar sini saja kan?”
“Tetapi, aku sungguh ingin merasakan bagaimana rasanya naik mobil, Ayah!”“Ayah akan pikirkan dulu. Besok akan Ayah berikan jawabannya.”
*****
Keesokan harinya, sang anak tengah duduk
di ruang keluarga. Menunggu jawaban ayahnya. Dalam hati ia berdoa, agar
ayahnya mau mengabulkan permintaaanya tersebut.
Tidak lama kemudian, sang ayah muncul dengan membawa sesuatu.“Ayah, Bagaimana? Apakah Ayah setuju dengan keinginanku?”
“Anakku, Ayah ini sudah tua. Sebentar
lagi mungkin Ayah akan mati. Dan tentu saja seluruh harta Ayah akan
diwariskan kepadamu, karena hanya engkaulah ahli waris ayah
satu-satunya.”
“Ayah setuju tidak dengan keinginanku?” sang anak sudah tidak sabar lagi.
“Anakku, tidak semua yang kita inginkan
bisa kita raih, meskipun kita hidup berkecukupan. Tapi, kau sangat
beruntung, karena engkau terlahir dari keluarga yang kaya raya. Yang
kaubutuhkan, sudah Ayah siapkan. Ini!” sang ayah menyerahkan sesuatu
kepada anaknya.
“Apa ini? Buku?”“Ya”
“Jadi, Ayah tidak mengabulkan permintaanku?”
“Tunggu dulu, maksud Ayah….”
“Ayah memang pelit! Lebih baik aku pergi
dari rumah ini!” sang anak beranjak meninggalkan tempat duduknya dan
berlari meninggalkan rumah.
Sang ayah tidak dapat mencegah anaknya,
bahkan tidak sempat memberikan pengertian dan persoalan yang sebenarnya.
Kini ia tinggal sendiri. Sang anak pergi dengan meninggalkan
kekecewaan. Sang ayah lebih kecewa, karena sang pewaris satu-satunya
telah pergi.
*****
Beberapa tahun kemudian, anak saudagar
kaya ini ingin kembali ke rumah. Ia menyesal telah meninggalkan ayahnya
yang sudah tua. Ia juga merasa sengsara, hidup dengan usaha sendiri.
Makan seadanya, pakaian yang tidak sebagus dulu, dan beragam kesusahan
lainnya.
Penyesalannya semakin membuncah, taktala
ia mendengar ayahnya telah meninggal. Ia merasa berdosa dan menganggap
diri sebagai manusiai yang tak berguna.
Untuk menebus dosa-dosanya, ia berjanji
dalam hatinya akan meneruskan apa yang telah diusahakan ayahnya selama
ini. Menjaga dan mengelola harta yang ada. Juga akan mengubah tabiat
buruknya.
*****
Tibalah anak itu di depan rumahnya.
Sungguh ironis, rumah yang dahulu megah, kini nampak kumuh tak terawat.
Karena setelah sang ayah meninggal, para pembantu di rumah itupun pergi.
Sebelum ia masuk ke rumah, ia
menyempatkan diri untuk mengunjungi makam ayahnya yang berada tak jauh
dari samping rumahnya. Ia tahu itu makam ayahnya, karena disana
tertancap sebuah batu nisan atas nama ayahnya. Di depan makam ayahnya,
ia menangis dan menyesali semua perbuatannya.
Setelah puas meyiram makam ayahnya dengan
air mata. Anak ini kemudian masuk ke dalam rumah. terbayang lagi
kenangan dahulu, ketika ia bercanda ria dengan ayah dan ibunya hingga
kenangan pertengkarannya dengan sang ayah terakhir kali, sebelum ia
meninggalkan rumah.
Matanya kemudian menangkap sebuah buku.
Buku yang hendak diberikan ayahnya, sebagai pengganti mobil yang ia
minta. Dengan tangan gemetar, diambilnya buku itu. Buku itu telah
tertutup penuh dengan debu.
Perlahan-lahan, dibukanya lembaran demi
lembaran dari buku itu. Ternyata, buku itu adalah kumpulan nasehat yang
ditulis oleh ayahnya sendiri selama ia hidup untuk anaknya. Ketika ia
membuka-buka halaman dari buku itu, tiba-tiba sesuatu terjatuh. Sebuah
kunci mobil, lengkap dengan surat-suratnya. Di sana juga terselip
tulisan: “Ayah menyayangimu!”
Kembali sang anak ini menangis. Kembali penyesalan menyergap dirinya.“Ayah, maafkan anakmu” lirihnya dalam hati.(KLIK HERE)
No comments:
Post a Comment