KLIK HERE |
Mencinta
adalah mengambil risiko tak dicintai kembali. Mencintai tanpa harus
memiliki? Aku rasa hanya ada dalam dongeng. Setiap cinta, sedikit atau
banyak, akan meminta kembali, meskipun hanya berupa senyuman bahwa dia
cukup bahagia disajikan cinta walaupun tak punya cinta untuk membalas.
Mencintai
diam-diam adalah sebuah keharusan menyiapkan diri mendapat balasan
cinta diam-diam pula, atau penolakan diam-diam juga.
Semua orang
hanya ingin mencintai dan dicintai. Namun mana yang harus didahulukan?
Mencintai atau dicintai. Beberapa orang mencintai dan berharap dicintai,
beberapa lainnya hanya akan mencintai jika ia dicintai terlebih dahulu.
Ada persamaan hasil antara kedua hal tersebut, luka.
Pengharapan
selalu berbanding lurus dengan kemungkinan kekecewaan yang didapat.
Semakin kamu berharap, maka semakin besar kemungkinan kamu akan kecewa.
Mencinta
seperti menggenggam seekor burung. Jika kamu menggenggamnya terlalu
erat, maka akan mati. Namun jika menggenggamnya terlalu longgar, dia
akan pergi. Jika kamu melakukan salah satu dari kedua hal tersebut,
tetap hasil akhirnya adalah luka. Di hatimu, atau hatinya.
Pilih
mana? Aku selalu benci pilihan, tapi lebih benci lagi jika tidak punya
pilihan sama sekali. Ada kalanya ketika kamu hanya ingin mencintai, kamu
hanya berakhir dengan melukai.
Aku lebih baik dilukai, karena
ketika kamu dilukai kamu selalu punya objek untuk disalahkan,
dimaki-maki. Apa bedanya dengan melukai? Melukai orang lain, apalagi
orang yang kamu sayang, hanya menyisakan dirimu sendiri untuk
disalahkan. Selamanya, kamu hanya bisa menyalahkan diri sendiri.
KLIK HERE |
“Kamu hanya bisa melihat dirimu hancur di depan bayanganmu sendiri.“
–
Aku hanya ingin mencintai, bukan melukai.
No comments:
Post a Comment